Hadiri Peringatan Hari Santri, Ahok Dielu-elukan Kaum Nahdliyin

Hadiri Peringatan Hari Santri, 
Ahok Dielu-elukan Kaum Nahdliyin



Ahok Hari santri
Ahok saat mengikuti Peringatan Hari Santri (Foto: www.berita teratas.com)
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menghadiri acara Peringatan Nasional Hari Santri dan Deklarasi Pilgub Jakarta Damai Nahdliyin Jakarta serta Relawan Nusantara (RelaNU), di Wisma Antara, Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (21/10/2016). Dengan mengenakan baju kokoh berwarna putih dan kopiah hitam Ahok tiba sekitar Pukul 19.40 WIB, Sambil menebar senyum, Ahok menyapa ratusan santri yang memadati aula tempat  berlangsungnya acara.

Teriakan "Hidup Pak Ahok" oleh para santri menggema di setiap sudut aula. Santri-santri berusaha berebutan untuk bersalaman dengan mantan Bupati Belitung Timur itu.

Teriakan "Hidup Pak Ahok" kembali dilakukan oleh para santri saat Ahok dipersilahkan menyampaikan pidato singkat di atas mimbar.


Dalam kesempatan itu, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menyatakan, masyarakat harus menjaga Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017 agar berlangsung aman dan damai. Karena itu, ia meminta agar seluruh masyarakat dapat bersama-sama menciptakan situasi yang aman dan damai.

"Sayang sekali kalau Jakarta rusak hanya gara-gara kursi gubernur," kata Ahok saat memberi kata sambutan

Para peserta acara meneriakan yel "Hidup Ahok" saat Ahok memulai sambutannya.

Pada kesempatan itu, Ahok menceritakan pengalamannnya selama menjabat sebagai pejabat publik, mulai dari saat ia masih sebagai Bupati Belitung Timur pada 2005 hingga saat menjadi Gubernur DKI Jakarta. Di Belitung Timur, Ahok menceritakan proses terpilihnya dia di daerah yang 93 persen penduduknya beragama Islam. Ahok meyakini, ia terpilih karena statusnya dari golongan minoritas.

"Ahok ini keturunan China, kristen. Dia enggak akan berani macam-macam. Orang kita 93 persen muslim, dia mau ngapain? Enggak mungkin dia berani macam-macam. Kalau macam-macam kita gebukin ramai-ramai," tutur Ahok.

Saat sudah menjadi Gubernur DKI, Ahok menceritakan saat ia memutuskan membangun sebuah masjid di Balai Kota. Menurut Ahok, pembangunan masjid itu bermula dari  kunjungnya ke salah satu kantor wali kota. Dalam kunjungan saat ia masih menjabat sebagai Wakil Gubernur itu, ia mendapati keberadaan sebuah masjid yang besar. Dari situ, Ahok baru menyadari bahwa di Balai Kota belum ada sebuah masjid. Yang ada hanyalah sebuah mushala.

Akhirnya diputuskan untuk bangun sebuah masjid yang kemudian diberi nama Fatahillah.

"Pas ngomong ke Pak Jokowi (Gubernur saat itu) bilang iya ya di Bala Kota tak ada masjid. Cuma waktu itu enggak ada tempat. Pas jadi gubernur, sebenarnya ada tempat di mushala. Jadi kenapa enggak dibongkar saja, kan sama saja," kata Ahok.(vr/bs)
Sumber: www.beritataratas.com
SHARE

About GOJEK #GolekRejeki

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment